Langsung ke konten utama

fas Maximum dan Fc' Minimum Beton pada Lingkungan Khusus

Agar beton yang yang diperoleh tidak cepat rusak, maka perlu ditetapkan nilai faktor air semen maksimum (f.a.s) dan kuat tekan karakteristik minimum (fc'min).

Beton yang akan mengalami pengaruh lingkungan khusus, maka nilai faktor air semen maksimum dan kuat tekan karakteristik minimum harus memenuhi tabel 1.1

Adapun beton yang akan mengalami lingkungan yang mengandung sulfat harus memenuhi syarat sesui pada tabel 1.2

Untuk memberi perlindungan baja terhadap korosi bisa dipakai tabel 1.3


Tabel 1.1. Beton terkena pengaruh lingkungan khusus (SK SNI 03-xxxx-2002)

Kondisi LingkunganFaktor air semen maksimumKuat Tekan Minimum (Mpa)
Beton kedap air yang terkena lingkungan air
0,50
28
Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air yang mengandung klorida dari garam, atau air laut
0,4035


Tabel 1.2. Beton pada lingkungan yang mengandung sulfat (SK SNI 03-xxxx-2002)

Lingkungan SulfatSulfat (SO4) dalam tanah yang dapat larut dlm air (% terhadap berat)Sulfat(SO4) dalam air (mikron gram/gram)Jenis semenfas max (untuk beton berat normal)Fc'max(Mpa)(untuk beton normal dan ringan)
Ringan 
0,00 - 0,10
0 - 150
-
-
-
Sedang 
0,10 - 0,20150 - 1.500
II,IP(MS),P(MS),I(PM)(MS)I(SM)(MS) (ASTM C 595)
0,5028
Berat
0,20 - 2,001.500 - 10.000
V
0,4531
Sangat Berat
> 2,00> 10.000
V+ pozzoland
0,4531


Tabel 1.3. Kandungan Ion Clorida Maksimum (SK SNI 03-xxxx-2002)

Jenis Komponen StrukturIon Klorida terlarut (Cl) pada beton (% terhadap berat semen)
Beton Prategang
0,06
Beton bertulang yang terpengaruh klorida selama masa layannya
0,15
Beton bertulang yang mungkin kering atau terlindung dari air selama masa layannya
1,00
Konstruksi beton bertulang lainnya
0,30

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efek Samping Pekerjaan Dewatering

Pekerjaan dewatering tidak sepenuhnya berjalan mulus tanpa akibat-akibat samping terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dewatering kadang-kadang mengakibatkan settlement pada tanah sekitar, bahkan terkadang disertai dengan kerusakan struktur bangunan yang ada. Dalam praktek, hal ini jarang terjadi, tetapi hal ini berpotensi menimbulkan klaim dari pihak lain yang merasa dirugikan. Dewatering dapat menyebabkan settlement karena: Tersedotnya partikel halus dari tanah oleh pompa yang digunakan (wellpoint atau well). Metode Open pumping yang kurang sesuai, sehingga terjadi proses boiling dan piping. Terjadi konsolidasi silt, clay atau loose sand akibat naiknya effective stress. Untuk kasus nomor.1 dan nomor 2 masih bisa untuk di kontrol dengan suatu metode yang layak, tetapi yang terakhir dapat saja terjadi pada metode yang layak sekalipun. Dampak lain dari pekerjaan dewatering , selain dari yang disebutkan di atas (diluar proyek konstruksi). Adalah sebagai berikut: Dapat menyebabka

Metode Dewatering OPEN PUMPING

Pada metode dewatering ini air tanah dibiarkan mengalir ke dalam lubang galian, kemudian di pompa keluar melalui sumur/ selokan penampung di dasar galian. Gambar Potongan Tampak Atas Metode Open Pumping ini digunakan bila: Karakteristik tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi Jumlah air yang akan dipompa tidak besar (debitnya) Dapat dibuat sumur/ selokan penampung untuk pompa . Galian tidak dalam. Pelaksanaan Metode Open Pumping : Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang di pompa , sejak sebelum penggalian dimulai. Penggalian diakukan sampai kedalaman rencana, bila belum sampai pada kedalaman rencana sudah tergenang air yang cukup mengganggu pekerjaan galian, maka penggaliannya dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil/ selokan tandon air untuk tempat pompa isap . Pada sumur/ selokan tandon air tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan ( pompa submersible lebih baik dibanding pompa biasa). Bila kedalaman galian mele