Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

Perancangan Campuran Beton

Pencampuran beton dengan site mix Berikut ini adalah tata cara perancangan campuran adukan beton menurut SK SNI 03-xxxx-2002 Langkah-langkah pokok cara perancangan menurut standar ini adalah : Penghitungan nilai deviasi standar (S) Penghitungan nilai tambah (margin (m)). Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc') pada umur beton tertentu. Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc') ditetapkan sesuai dengan persyaratan perencanaan strukturnya dalam buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). Kuat tekan minimum beton diperoleh dari perhitungan berikut . Untuk langkah selanjutnya kuat tekan beton dari (a) dan (b) diambil yang terbesar. Kuat tekan rata-rata perlu (fcr') kuat tekan rata-rata perlu didapat dari rumus : fcr' = fc' + m keterangan : fcr' = Kuat tekan rata-rata perlu (Mpa) fc'  = Kuat tekan yang disyaratkan (Mpa) m   = nilai tambah (Mpa) Penetapan jenis Semen Portland Pada langkah ini dipilih, akan dipakai semen biasa atau semen yang cepat menger

Perbandingan Berat Agregat Halus dan Kasar

Perbandingan Berat Antara Agregat Halus dan Agregat Kasar Nilai banding antara berat agregat halus dan agregat kasar diperlukan untuk memperoleh gradasi agregat campuran yang baik. Pada langkah ini dicari nilai banding antara berat agregat halus dan berat agregat campuran. Penetapan dilakukan dengan memperhatikan besar butir maksimum agregat kasar, nilai slump , faktor air semen , dan daerah gradasi agregat halus. Berdasarkan data tersebut dan grafik di bawah ini, lalu diperoleh presentase berat agregat halus terhadap berat agregat campuran. Dengan data berat jenis agregat campuran dan kebutuhan air per m3 beton, maka berat beton dapat diperkirakan dengan bantuan grafik di bawah : Caranya adalah : Dari berat jenis agregat campuran dibuat garis miring berat jenis campuran yang paling dekat dengan yang sudah ada dalam gambar. Kebutuhan air dimasukkan ke dalam sumbu horizontal, kemudian dari titik ini ditarik garis vertikal ke atas sampai mencapai garis miring yang dibuat sebelumnya. Dar

Penetapan Agregat dan Kebutuhan Air pada Beton

1. Penetapan Besar Butir Maksimum Agregat pada perencanaan Beton Penetapan besar butir agregat maksimum pada beton normal memiliki 3 pilihan, yaitu 40 mm, 20 mm, atau 10 mm. Penetapan besar butir agregat maksimum dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan berikut: Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 3/4 kali jarak bersih antar baja tulangan, atau antar berkas baja tulangan, atau antar tendon pra-tegang, atau selongsong. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/5 kali jarak terkecil antara bidang samping cetakan. 2. Perkiraan Kebutuhan Air pada perencanaan Beton Jumlah air yang diperlukan per m3 beton, diperkirakan berdasarkan ukuran maksimum agregat , jenis agregat , dan slump yang diinginkan. (Lihat tabel). Besar Ukuran max. Agregat (mm)    Jenis Agregat    Kebutuhan air per m3 beton (liter)    slump (mm) 0-10 10 - 30 30 - 60 60 - 180 10 Alami 150 180 205 225

Nilai Slump Pada Beton

Nilai slump adalah nilai yang diperoleh dari hasil uji slump dengan cara beton segar diisikan  ke dalam suatu corong baja berupa kerucut terpancung, kemudian bejana ditarik ke atas sehingga beton segar meleleh ke bawah. Besar penurunan permukaan beton segar diukur, dan disebut nilai ' slump '. Makin besar nilai slump , maka beton segar makin encer dan ini berarti semakin mudah untuk dikerjakan. Penetapan nilai slump dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut : Cara pengangkutan adukan beton. Cara penuangan adukan beton. Cara pemadatan beton segar. Jenis struktur yang dibuat. Cara pengangkutan adukan beton dengan aliran dalam pipa yang dipompa dengan tekanan membutuhkan nilai slump yang besar, adapun pemadatan adukan dengan alat getar (triller) dapat dilakukan dengan nilai slump yang sedikit lebih kecil. Sebagai petunjuk awal penetapan nilai slump , dapat mengacu pada tabel penetapan nilai slump adukan beton berikut : Pemakaian Beton (Berdasarkan jenis struktu

fas Maximum dan Fc' Minimum Beton pada Lingkungan Khusus

Agar beton yang yang diperoleh tidak cepat rusak, maka perlu ditetapkan nilai faktor air semen maksimum (f.a.s) dan kuat tekan karakteristik minimum (fc'min). Beton yang akan mengalami pengaruh lingkungan khusus, maka nilai faktor air semen maksimum dan kuat tekan karakteristik minimum harus memenuhi tabel 1.1 Adapun beton yang akan mengalami lingkungan yang mengandung sulfat harus memenuhi syarat sesui pada tabel 1.2 Untuk memberi perlindungan baja terhadap korosi bisa dipakai tabel 1.3 Tabel 1.1. Beton terkena pengaruh lingkungan khusus (SK SNI 03-xxxx-2002) Kondisi Lingkungan Faktor air semen maksimum Kuat Tekan Minimum (Mpa) Beton kedap air yang terkena lingkungan air 0,50 28 Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air yang mengandung klorida dari garam, atau air laut 0,40 35 Tabel 1.2. Beton pada lingkungan yang mengandung sulfat  (SK SNI 03-xxxx-2002) Lingkungan Sulfat Sulfat (SO4) dalam tanah yang dapat larut dlm air (% terhadap berat) Sulfat(SO4) dalam air (mi

Penetapan Nilai Faktor Air Semen

Dalam perencanaan campuran adukan beton , nilai faktor air semen dapat anda tetapkan dengan salah satu cara dari 2 cara berikut : A. Cara Pertama : Berdasarkan jenis semen yang dipakai dan kuat tekan rata-rata perlu pada umur beton tertentu, nilai faktor air semen dapat ditetapkan dengan mengacu pada Grafik hubungan antara kuat tekan beton dan faktor air semen di atas. Langkah penetapannya dapat dilakukan dengan cara berikut : Pada sumbu vertikal tetapkan nilai fcr', lalu tarik ke kanan sampai memotong kurva yang sesuai. Dari titik potong tersebut tariklah garis ke bawah, maka akan ditemukan nilai fas (faktor air semen) yang dicari. B. Cara Kedua : Berdasarkan jenis semen yang dipakai, jenis agregat kasar, dan kuat tekan rata-rata perlu pada umur beton tertentu, ditetapkan nilai faktor air semen dengan cara : Lihat tabel perkiraan kuat tekan beton di bawah, dengan data jenis semen, jenis agregat kasar, dan umur beton yang dikehendaki, dibaca perkiraan kuat tekan rata-rata perl

Deviasi Standar pada Perhitungan Perencanaan Beton

Sample uji beton Deviasi standar (S) adalah alat ukur tingkat mutu pelaksanaan pembuatan beton . Nilai S ini digunakan sebagai salah satu data masukan  pada Perencanaan Campuran Adukan Beton . Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman hasil pengujian contoh beton pada masa lalu, maka nilai deviasi standar (S) tidak dapat dihitung. Jika pelaksana produsen beton mempunyai data pengalaman, maka menurut "Tata Cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung" (SK SNI 03-xxxx-2002) nilai deviasi standar (S) ditetapkan sebagai berikut : Perhitungan nilai deviasi standar berdasarkan pengalaman lapangan boleh dilakukan jika : Fasilitas produksi beton (pembuat beton) mempunyai catatan hasil uji, dengan syarat : Jenis bahan dasar beton serupa dengan yang akan dibuat. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada kisaran 7 Mpa dari kuat tekan yang akan dibuat. Jumlah contoh minimum 30 bh berurutan atau 2 kelompok sample yang masing-masing berurutan dengan jumlah seluruhnya minim