Langsung ke konten utama

Dewatering Air Permukaan

dewatering

Pekerjaan Sipil yang terletak di atas muka air tanah , terkadang juga memerlukan pekerjaan dewatering, bila bangunan tersebut terletak di bawah muka air tanah, seperti muka air sungai, danau atau laut. (Bangunan tersebut dapat berupa bangunan di sepanjang saluran yang sudah berfungsi, bangunan bawah dari jembatan, bangunan intake, baik di sungai maupun di laut dll)

Pada umumnya pekerjaan dewatering untuk bangunan di bawah muka air permukaan menggunakan sistem open pumping, dengan dibantu oleh cofferdam atau kistdam sebagai penahan air. Tetapi untuk bangunan di sepanjang saluran yang sudah berfungsi, biasanya dilakukan pada saat masa pengeringan. Yaitu masa tanaman tidak memerlukan air, sehingga air saluran dapat dikeringkan dengan menutup pintu air yang ada. Dengan demikian  pengerjaan bangunan dapat dilaksanakan seperti pada bangunan biasa yang tidak terganggu oleh air.


Pada dasarnya pekerjaan dewatering air permukaan dilakukan dengan mengurung daerah yang akan dibangun dengan cofferdam, supaya terbebas dari air yang ada, sedangkan air yang ada pada daerah yang dikurung tersebut dikeringkan dengan menggunakan pompa (open pumping).

Struktur yang diperlukan untuk mengurung daerah yang akan dibangun dapat bermacam-macam jenisnya. dari yang sederhana sampai yang memerlukan perhitungan kekuatan struktur. Bahkan cara pelaksanaannya terkadang memerlukan peralatan yang besar. (Alat pancang untuk memancang steel sheet pile).

Beberapa bangunan yang memerlukan pekerjaan dewatering air permukaan adalah :

Sumber: METODE KONSTRUKSI DEWATERING oleh ASIYANTO

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Efek Samping Pekerjaan Dewatering

    Pekerjaan dewatering tidak sepenuhnya berjalan mulus tanpa akibat-akibat samping terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dewatering kadang-kadang mengakibatkan settlement pada tanah sekitar, bahkan terkadang disertai dengan kerusakan struktur bangunan yang ada. Dalam praktek, hal ini jarang terjadi, tetapi hal ini berpotensi menimbulkan klaim dari pihak lain yang merasa dirugikan. Dewatering dapat menyebabkan settlement karena: Tersedotnya partikel halus dari tanah oleh pompa yang digunakan (wellpoint atau well). Metode Open pumping yang kurang sesuai, sehingga terjadi proses boiling dan piping. Terjadi konsolidasi silt, clay atau loose sand akibat naiknya effective stress. Untuk kasus nomor.1 dan nomor 2 masih bisa untuk di kontrol dengan suatu metode yang layak, tetapi yang terakhir dapat saja terjadi pada metode yang layak sekalipun. Dampak lain dari pekerjaan dewatering , selain dari yang disebutkan di atas (diluar proyek konstruksi). Adalah sebagai berikut: Dapat menyebabka

    Metode Dewatering OPEN PUMPING

    Pada metode dewatering ini air tanah dibiarkan mengalir ke dalam lubang galian, kemudian di pompa keluar melalui sumur/ selokan penampung di dasar galian. Gambar Potongan Tampak Atas Metode Open Pumping ini digunakan bila: Karakteristik tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi Jumlah air yang akan dipompa tidak besar (debitnya) Dapat dibuat sumur/ selokan penampung untuk pompa . Galian tidak dalam. Pelaksanaan Metode Open Pumping : Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang di pompa , sejak sebelum penggalian dimulai. Penggalian diakukan sampai kedalaman rencana, bila belum sampai pada kedalaman rencana sudah tergenang air yang cukup mengganggu pekerjaan galian, maka penggaliannya dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil/ selokan tandon air untuk tempat pompa isap . Pada sumur/ selokan tandon air tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan ( pompa submersible lebih baik dibanding pompa biasa). Bila kedalaman galian mele