Langsung ke konten utama

Satria Baja Ringan


Hari ini aku lagi banyak kerjaan yang berhubungan ama baja ringan nich, “””” -)?
Jadi bingung pingin ngapain???
Klo gitu mari posting tulisan tentang baja ringan aja, OK….
Ehm.. ehm.. mmmmm… Jieeeee…..
Sebenernya apa sih baja ringan itu ?
Baja ringan adalah komponen struktur yang terbuat dari alloy dari beberapa unsur metal dan memiliki berat yang relatif ringan bila dibandingkan dengan baja konvensional. Maka disebutlah sebagai baja ringan. Meskipun ringan tapi kuat Choi.. lihat saja tongkrongannya yang dibanderol dengan Fy = 550 Mpa & Modulus geser : 80.000 Mpa lumayan mumpuni jika dibandingkan dengan baja konvensional yang memiliki Fy antara 250 Mpa – 400 Mpa.

Baja ringan di Indonesia yang aku kenal saat ini ada beberapa macam, yang akan aku bagi jadi 2 kategori yaitu dari bahan pembentuk dan profil section nya:
1. Zincalum :
Plat baja yang dilapisi alloy antara Zinc 43.5% (“kaya’ shampoo anti ketombe nich”), Alumunium 55% dan alloy silicon 1.5%




Zincalum ini adalah lapisan anti karat yang tahan terhadap korosi air garam tetapi lemah terhadap semen.

- zincalum AZ 100 berarti baja ringan yang memiliki kadar lapisan 100 gr/m2
- zincalum AZ 150 cocok digunakan pada struktur kuda-kuda truss, karena tidak berhubungan langsung dengan udara luar.
- zincalum AZ 200 cocok digunakan sebagai bahan genteng metal yang selalu berhubungan dengan panas n hujan.
Catatan: Sebenarnya zincalum ini adalah paten punya bluescope lysaght, sedangkan yang produk local yang memiliki bahan penyusun sama dengan zincalum diberi nama Galvalum.
2. Galvanize :
Kalo ini sih plat baja yang dilapisi bahan Zinc/ seng biar ga seperti shampoo anti ketombe.
Lapisan galvanize ini diklaim mampu melindungi baja dari gerogotan karat maupun air semen, tapi lemah terhadap air garam…?
- Galvanize Z180 berarti kadar lapisan seng sebesar 180 gr/m2.
3.Magnesium
Yang ketiga ini agak kurang begitu kenal, tapi konon kabarnya dengan campuran magnesium akan lebih tahan terhadap bahan 2 kimia…. “who know’s?”
I. Profil Section :
1. Profil C:baja ringan

Profil C ini adalah profil yang umum ada di pasaran. Bentuknya yang simple menjadikan profil C ini memudahkan para aplikator untuk memasang di lapangan dan mudah untuk memodifikasinya.
Profil C yang beredar di pasaran ada beraneka macam mulai dari ketebalan 0,65 mm, 0.75 mm dan 1 mm. dengan panjang antara 6 meter sampai 9 meter.

Koneksi pada profil C ini biasanya menggunakan self drilling screw yang bisa langsung mengunci tanpa harus menggunakan mur. 

*** KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROFIL C ***
I.Kelebihan :

  1. Dengan perbandingan penampang melintang 75 mm x 40 mm maka si profil C ini memanfaatkan Inertia nya sebagai penahan momen lentur karena gaya dari atas (* syarat : bagian yang tinggi berdiri).
  2. Memiliki banyak profilan/ tekukan, sehingga memiliki kekakuan yang tinggi.
  3. Dengan bentuk yang sederhana sehingga memiliki fleksibilitas tinggi dalam cara installasinya (* mudah)
  4. Sambungan joint menggunakan system self drilling screw (* mudah dalam pemasangan)

   II. Kekurangan :
  1. Butuh banyak self drilling screw. (* setiap joint butuh minimal 2 screw)
  2. Sambungan antar frame kuda-kuda back to back (punggung ketemu punggung) sehingga arah garis kerja gaya tidak satu sumbu (menimbulkan momen puntir).
  3. Sambungan (joint) cenderung berkelakuan kaku, karena setiap joint memakai lebih dari 1 screw, dimana untuk rangka truss perilaku joint dianggap tidak terjadi momen (* harus bisa berputar)

2. Profil S:
baja ringan

Profil S ini kurang begitu menjamur di pasaran, terutama di Indonesia, karena setahu ku baru ada satu produsen saja yang bermain di produk ini. Dilihat dari bentuknya yang memiliki dimensi lebar x tinggi adalah 50 mm x 85 mm maka profil S ini memiliki Tahanan Inertia yang tinggi. Lebih tinggi jika dibanding profil C dengan tinggi profil 75 mm (yang kebanyakan dipakai di lapangan).
Profil S ini berbahan Zincalum yang memiliki ketebalan 0.85 mm jadi cukup tangguh bila menahan gaya melintang dari atas dan dengan model profil S yang memiliki cukup banyak tekukan dibanding profil C, maka Profil S ini menjadi Cukup KAKU.
Profil S ini menjadi satu paket dengan profil Capsule karena profil ini yang sesuai bila harus di baut ke bodynya si profil S.





*** KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PROFIL S ***
I.Kelebihan :

  1. Dengan perbandingan penampang melintang 85 mm x 50 mm maka si profil S ini juga memanfaatkan Inertia nya sebagai penahan momen lentur karena gaya dari atas (* syarat : bagian yang tinggi berdiri).
  2. Memiliki banyak profilan/ tekukan, sehingga memiliki kekakuan yang tinggi.
  3. Menggunakan baut mur Diameter 1/2 "(12 mm) (* memberi kekuatan lebih pada kekuatan sambungannya).
  4. Sambungan berada tepat pada pusat berat profil S, sehingga tidak terjadi momen puntir.
  5.  Sambungan pada joint menggunakan baut yang berjumlah hanya satu sehingga menjadi lebih sesuai dengan pemodelan struktur truss yang mengharuskan setiap joint di-release untuk menghindari timbulnya momen.

   II. Kekurangan :
  1. Kurang fleksible dalam pemasangan di lapangan.
  2. Harus benar-benar diukur kondisi ring balk di lapangan karena harus di produksi di pabrik.

3. Profil Z:

baja ringan
Keterangan untuk profil Z ini hampir sama dengan profil S, tapi di sini joint dari web dengan frame menggunakan Self drilling screw. Dan bahan pembentuknya umunya beupa galvanize.
Dan pada profile Z ini masih muncul momen puntir karena dari garis kerja gaya yang tidak tepat pada sumbu berat profile Z.



4. Profil U:
baja ringan

Keterangan nya hampir sama dengan profile C di atas Cuma pada profile U ini material pembentuknya biasanya dari Galvanize.





5. Profil Capsule:baja ringan

Profil Capsule ini merupakan pasangan dari profil S dan digunakan sebagai Web pada rangka truss yang dibentuk/ digawangi oleh profil S.
Aduuuuuh,…..
Sorry Choi blom bisa nambah nich, soalnya mendadak pingin nongkrong di tempat pertapaan favorit aku ni..
CARI INSPIRASI CHOII……………………………………………………

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Efek Samping Pekerjaan Dewatering

Pekerjaan dewatering tidak sepenuhnya berjalan mulus tanpa akibat-akibat samping terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Dewatering kadang-kadang mengakibatkan settlement pada tanah sekitar, bahkan terkadang disertai dengan kerusakan struktur bangunan yang ada. Dalam praktek, hal ini jarang terjadi, tetapi hal ini berpotensi menimbulkan klaim dari pihak lain yang merasa dirugikan. Dewatering dapat menyebabkan settlement karena: Tersedotnya partikel halus dari tanah oleh pompa yang digunakan (wellpoint atau well). Metode Open pumping yang kurang sesuai, sehingga terjadi proses boiling dan piping. Terjadi konsolidasi silt, clay atau loose sand akibat naiknya effective stress. Untuk kasus nomor.1 dan nomor 2 masih bisa untuk di kontrol dengan suatu metode yang layak, tetapi yang terakhir dapat saja terjadi pada metode yang layak sekalipun. Dampak lain dari pekerjaan dewatering , selain dari yang disebutkan di atas (diluar proyek konstruksi). Adalah sebagai berikut: Dapat menyebabka

Metode Dewatering OPEN PUMPING

Pada metode dewatering ini air tanah dibiarkan mengalir ke dalam lubang galian, kemudian di pompa keluar melalui sumur/ selokan penampung di dasar galian. Gambar Potongan Tampak Atas Metode Open Pumping ini digunakan bila: Karakteristik tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi Jumlah air yang akan dipompa tidak besar (debitnya) Dapat dibuat sumur/ selokan penampung untuk pompa . Galian tidak dalam. Pelaksanaan Metode Open Pumping : Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang di pompa , sejak sebelum penggalian dimulai. Penggalian diakukan sampai kedalaman rencana, bila belum sampai pada kedalaman rencana sudah tergenang air yang cukup mengganggu pekerjaan galian, maka penggaliannya dilakukan secara bertahap. Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil/ selokan tandon air untuk tempat pompa isap . Pada sumur/ selokan tandon air tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan ( pompa submersible lebih baik dibanding pompa biasa). Bila kedalaman galian mele