Langsung ke konten utama

Deviasi Standar pada Perhitungan Perencanaan Beton

Sample uji beton
Sample uji beton
Deviasi standar (S) adalah alat ukur tingkat mutu pelaksanaan pembuatan beton. Nilai S ini digunakan sebagai salah satu data masukan  pada Perencanaan Campuran Adukan Beton.

  1. Jika pelaksana tidak mempunyai data pengalaman hasil pengujian contoh beton pada masa lalu, maka nilai deviasi standar (S) tidak dapat dihitung.
  2. Jika pelaksana produsen beton mempunyai data pengalaman, maka menurut "Tata Cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung" (SK SNI 03-xxxx-2002) nilai deviasi standar (S) ditetapkan sebagai berikut :
Perhitungan nilai deviasi standar berdasarkan pengalaman lapangan boleh dilakukan jika :
Fasilitas produksi beton (pembuat beton) mempunyai catatan hasil uji, dengan syarat :
  1. Jenis bahan dasar beton serupa dengan yang akan dibuat.
  2. Kuat tekan beton yang disyaratkan pada kisaran 7 Mpa dari kuat tekan yang akan dibuat.
  3. Jumlah contoh minimum 30 bh berurutan atau 2 kelompok sample yang masing-masing berurutan dengan jumlah seluruhnya minimum 30 bh.
    Nilai deviasi standar dihitung dengan rumus :

    S   = deviasi standar (Mpa)
    fc'  = Kuat tekan masing-masing sample beton (Mpa)
    fcr = Kuat tekan rata-rata (Mpa)
    N  = Banyaknya nilai kuat tekan beton

  4. Jika jumlah sample kurang dari 30 bh (syarat 3) tetapi hanya ada 15 bh s/d 29 bh dan dari pengujian yang berurutan dalam periode waktu tidak kurang dari 45 hari kalender, maka nilai deviasi standar baru dikalikan faktor pembesar yang tercantum pada tabel di bawah ini.
untuk nilai antara boleh dipakai metode interpolasi.

Jumlah contohFaktor Pembesar
kurang dari 15
-
15
1,16
20
1,08
25
1,03
30 atau lebih
1,00
Tabel faktor pembesar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat-Sifat Mekanis Bahan

Baja Profil WF Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespon beban yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Stiffness (kekakuan)  Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang. 2. Strength (kekuatan) Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu renggang sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan. 3....

Kegiatan Awal Proyek Sipil

Setiap menghadapi suatu kegiatan proyek, pertama-tama perlu memahami dokumen kontrak. Isi dokumen kontrak berupa surat perjanjian antara pemilik bangunan dan kontraktor , persyaratan umum dan administrasi atau general specification, dan persyaratan teknis. Dari dokumen kontrak ini dapat kita jabarkan metode pelaksanaan suatu proyek . Untuk metode pelaksanaan dari item-item kegiatan pekerjaan, perlu diketahui biaya, lama waktu pelaksanaan, mutu dan jumlah bahan yang dipakai, serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal jumlah dan mutu sumber daya yang dimiliki (Sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan sumber daya alat). Sehingga dalam manajemen pelaksanaan kegiatan suatu proyek yang sering disebut dengan "man, money, machine, material, method and management" . Biasanya pada awal proyek perlu segera membuat rencana berikut: Main Schedule Detailed Schedule Material Schedule Equipment Schedule Man Power Schedule Metode Kerja Pelaksanaan Job Lay Out Membuat Pagar keliling Me...