Langsung ke konten utama

Dewatering Bangunan Pada Sungai

dewatering air permukaan
Pada kasus dewatering air permukaan kali ini akan digunakan pada Bendung.
Untuk bangunan seperti ini, pelaksanaan tahap pertamanya yang ditetapkan adalah bagian pintu bilas, sekaligus pintu intake, dan tembok tepi. Untuk menghemat waktu, maka proses dewatering diprioritaskan cukup bagian bangunan di atas elevasi muka air saja. Bagian di atasnya dapat dikerjakan setelah pekerjaan yang terganggu oleh air selesai.


Dengan demikian cofferdam yang harus dipasang pada tahap pertama adalah pada bagian ini.

cofferdam untuk dewatering
Cofferdam tahap 1

Setelah pemasangan cofferdam selesai, dilakukanlah pengeringan dengan open pumping, airnya dibuang ke saluran. Untuk mempercepat pelaksanaan pekerjaan, maka pekerjaan yang menjadi prioritas diselesaikan cukup sampai elevasi di atas air permukaan yang ada. Dengan demikian bila bangunan telah dapat
diselesaikan di atas elevasi muka air, maka cofferdam dapat segera dibongkar untuk dipindah ke bagian lain yang memerlukan. Sisa bangunan di atas elevasi muka air permukaan dapat terus dikerjakan penyelesaiannya..

Sisa pekerjaan yang lain dapat dikerjakan seperti tahapan-tahapan sebelumnya, yaitu dikurung dengan cofferdam, menggunakan material cofferdam yang sebelumnya telah dipakai.

cofferdam untuk dewatering
Cofferdam tahap 2

Aliran sungai dipindahkan atau diarahkan pada bangunan yang telah selesai, yaitu melalui bangunan pintu bilas yang masih dalam kondisi terbuka. Oleh karena itu bagian bangunan ini (pintu bilas), ditetapkan menjadi tahapan pertama dalam pelaksanaan. Untuk bangunan bendung yang lebar dan memiliki dua pintu bilas pada kedua sisinya. Tahapan pertama pelaksanaanya sekaligus pada kedua bangunan pintu bilas di kedua sisinya.

Jenis cofferdam ini, jika tanah dasarnya lunak dapat menggunakan steel sheet pile, dan bila tanah dasar keras, dapat menggunakan tanggul tanah. Biasanya pemasangan cofferdam dipilih pada saat debit sungai terkecil.

Dewatering air permukaan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Cut Off dengan Slurry Trenches

Dewatering dengan metode Cut Off bisa juga menggunakan Slurry Trenches , Slurry Trenches ini sering digunakan untuk : Untuk Construction Dewatering   Untuk Penjagaan polusi terhadap air tanah   Untuk Pengendalian seepage pada dam/tanggul Metode pelaksanaan Slurry Trenches adalah sebagai berikut: Parit digali sesuai lebar dan kedalaman desain dengan menggunakan backhoes, clamp shell atau dragline. Kedalaman galian harus dapat diyakinkan bahwa sudah memotong atau mencapai lapisan kedap air. Bila perlu pada proses penggalian menggunakan bentonite untuk menjaga keruntuhan tanah galian dan sambil membentuk lapisan dinding yang dapat membantu menahan air. Tanah bekas galian yang sudah dibersihkan dari akar-akar dan lain-lain, dicampur dengan slurry  pada permukaan sepanjang parit menggunakan bulldozer atau loader. Material yang ideal dalam hal ini adalah silty sand. Penimbunan kembali lubang parit dengan material yang sudah dicampur slurry tersebut, dilakukan dalam dua tah...

Sifat-Sifat Mekanis Bahan

Baja Profil WF Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespon beban yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Stiffness (kekakuan)  Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang. 2. Strength (kekuatan) Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu renggang sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan. 3....