Langsung ke konten utama

Perancangan Campuran Beton

Pencampuran beton dengan site mix
Berikut ini adalah tata cara perancangan campuran adukan beton menurut SK SNI 03-xxxx-2002

Langkah-langkah pokok cara perancangan menurut standar ini adalah :
  1. Penghitungan nilai deviasi standar (S)
  2. Penghitungan nilai tambah (margin (m)).
  3. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan (fc') pada umur beton tertentu.
    • Kuat tekan beton yang disyaratkan (fc') ditetapkan sesuai dengan persyaratan perencanaan strukturnya dalam buku Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
    • Kuat tekan minimum beton diperoleh dari perhitungan berikut.
    • Untuk langkah selanjutnya kuat tekan beton dari (a) dan (b) diambil yang terbesar.
  4. Kuat tekan rata-rata perlu (fcr')
    kuat tekan rata-rata perlu didapat dari rumus : fcr' = fc' + m
    keterangan :
    fcr' = Kuat tekan rata-rata perlu (Mpa)
    fc'  = Kuat tekan yang disyaratkan (Mpa)
    m   = nilai tambah (Mpa)
  5. Penetapan jenis Semen Portland
    Pada langkah ini dipilih, akan dipakai semen biasa atau semen yang cepat mengeras (Jika beton terkena pengaruh lingkungan yang mengandung sulfat bisa anda lihat pada posting berikut).
  6. Penetapan jenis agregat
    Jenis agregat kasar agregat halus ditetapkan, apakah berupa agregat alami (kerikil alami atau pasir alami) atau agregat buatan (batu pecah atau pasir buatan).
  7. Penetapan Nilai fas (Faktor air semen)
    • Faktor air semen ditetapkan dengan cara yang tercantum pada postingan berikut.
    • Nilai faktor air semen maksimum diperoleh dari klik di sini.
    • Untuk perhitungan selanjutnya faktor air semen dari (a) dan (b) diambil yang terkecil.
  8. Penetapan Nilai Slump.
  9. Penetapan besar butir agregat maksimum.
  10. Jumlah air yang diperlukan per meter kubik beton.
  11. Berat semen per m3 beton 
    Berat semen per m3 beton dihitung dengan rumus :

    Wsmn = (1/fas) x Wair

    keterangan :
    fas    = nilai fas dari langkah (8)
    Wair = berat air per m3 beton dari langkah (10).
  12. Penetapan jenis agregat halus.
  13. Proporsi berat agregat halus terhadap agregat campuran.
  14. Berat jenis agregat campuran.
  15. Perkiraan berat beton.
  16. Dihitung kebutuhan berat agregat campuran.
  17. Hitung berat agregat halus yang diperlukan, berdasarkan hasil dari langkah (13) dan (16).
  18. Hitung berat agregat kasar yang diperlukan, berdasarkan hasil dari langkah (13) dan (16).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sifat-Sifat Mekanis Bahan

Baja Profil WF Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespon beban yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Stiffness (kekakuan)  Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang. 2. Strength (kekuatan) Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu renggang sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan. 3....

Kegiatan Awal Proyek Sipil

Setiap menghadapi suatu kegiatan proyek, pertama-tama perlu memahami dokumen kontrak. Isi dokumen kontrak berupa surat perjanjian antara pemilik bangunan dan kontraktor , persyaratan umum dan administrasi atau general specification, dan persyaratan teknis. Dari dokumen kontrak ini dapat kita jabarkan metode pelaksanaan suatu proyek . Untuk metode pelaksanaan dari item-item kegiatan pekerjaan, perlu diketahui biaya, lama waktu pelaksanaan, mutu dan jumlah bahan yang dipakai, serta memperhitungkan kemampuannya dalam hal jumlah dan mutu sumber daya yang dimiliki (Sumber daya manusia, sumber daya keuangan, dan sumber daya alat). Sehingga dalam manajemen pelaksanaan kegiatan suatu proyek yang sering disebut dengan "man, money, machine, material, method and management" . Biasanya pada awal proyek perlu segera membuat rencana berikut: Main Schedule Detailed Schedule Material Schedule Equipment Schedule Man Power Schedule Metode Kerja Pelaksanaan Job Lay Out Membuat Pagar keliling Me...