Langsung ke konten utama

Tunnel Dewatering

Pembuatan terowongan (Tunnel) merupakan pekerjaan yang memiliki karakteristik unik, yang harus mempertimbangkan pengendalian air tanah. Problem dewatering baru timbul, bila letak terowongan berada di bawah muka air tanah (ground water level).
Bila tanah di sekitar tunnel cukup kohesif atau well graded maka air tanah mudah dikendalikan, tapi bila tanah di sekitar tunnel terdiri dari uniform fine sand atau silty sand maka rembesan air yang kecil pun dapat menyebabkan keruntuhan tanah.
Untuk itu perlu extra pada pekerjaan dewatering. Beberapa metode dewatering yang dapat digunakan pada tunnel adalah:

  1. Dewatering dengan Predrainage
  2. Dewatering dengan Tekanan Udara (Compressed Air)
  3. Dewatering dengan Pembekuan (Freezing)
  4. Dewatering dengan Grouting
  5. Dewatering dengan Saluran (Subdrainage)
Mari kita bahas satu-persatu metode dewatering di atas.

Predrainage

Metode ini paling mudah dan sederhana, tetapi bila tunnel cukup dalam atau melalui banyak bangunan di atasnya, maka akan sangat mahal.
Bila pelaksanaan tunnel mengalami problem maka akan langsung berpengaruh kepada biaya predrainage per harinya. Keputusan penggunaan sistem ini harus dipikirkan masak-masak sebelum pelaksanaan tunnel dimulai.
Bila pengendalian air tanah sulit dilaksanakan dengan metode predrainage, maka dapat digunakan metode lain.

Tekanan Udara (Compressed Air)

Konsep dewatering dengan metode ini sederhana, yaitu tekanan udara di dalam tunnel dijaga agar lebih besar daripada tekanan rembesan air tanah.
Secara sederhana berdasarkan pertimbangan hidrostatik dapat dijelaskan bahwa setiap tekanan 1 psi dapat mengatasi tekanan tinggi air sebesar 2,31 ft atau setiap tekanan 1 kg/cm2 dapat mengatasi tekanan tinggi air sebesar 10 meter. Analisis hidrostatis ini hanya digunakan sebagai pedoman kasar saja, karena pada kenyataannya tekanan udara pada tunnel dipengaruhi oleh hubungan yang kompleks antara beberapa faktor.

Contoh, Dengan piezometer dapat diketahui bahwa muka air tanah (water table) berada pada  33 ft dari puncak tunnel.
Tekanan air pada puncak tunnel kurang lebih sebesar 14,7 psi, sedang pada dasar tunnel, lebih kurang sebesar 25 psi.
Bila tekanan udara yang diberikan dalam tunnel sebesar 14,7 psi, maka air masih akan masuk pada bagian dasar tunnel. Tetapi bila tekanan udara yang diberikan sebesar 25 psi, maka udara akan masuk pada daerah puncak tunnel. Kedua hal tersebut dapat menimbulkan masalah. Untuk mengendalikan biaya yang disebabkan oleh akibat dari kedua-duanya, maka dalam prakteknya tekanan udara yang diberikan harus dikendalikan oleh seorang superintendant yang berpengalaman.  

Pembekuan (Freezing)

Pada daerah dingin, ada kemungkinan alternatif menggunakan dewatering dengan teknik pembekuan air tanah. Tempat atau daerah yang akan dibangun terowongan, air tanahnya harus dibekukan dengan proses elektrik, sehingga pada waktu dilakukan penggalian terowongan tidak terjadi kesulitan karena air tanah. Setelah proses pemasangan steel support galian, proses pembekuan dapat dihentikan.

dewatering
Dewatering metode pembekuan (freezing)

Grouting

Bila proses pembekuan air tanah tidak dapat diambil sebagai alternatif, maka dapat digunakan dewatering dengan metode grouting. Prosesnya adalah daerah sekitar terowongan dilakukan grouting, sehingga pada saat penggalian air tanah tidak akan mengganggu.

dewatering
Dewatering metode Grouting

Saluran (Subdrainage)

Untuk tanah yang kecepatan rembesnya kecil, air tanah tidak akan banyak mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian kumpulan air tanah tersebut harus dapat disalurkan keluar melalui saluran di dasar terowongan.

dewatering
Dewatering metode Saluran


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Cut Off dengan Secant Piles

Dewatering dengan Metode Cut Off dapat dilakukan dengan menggunakan Secant Piles , yaitu tiang yang saling bepotongan sehingga membentuk dinding yang rapat. Prosesnya sama dengan diaphragm wall , tetapi materialnya menggunakan tiang beton bertulang dan tiang dari semen bentonite , yang dapat diuraikan sebagai berikut : Di titik yang telah ditetapkan, tanah di bor sedalam desain, kemudian di cor semen bentonite . Di sebelahnya, sesuai dengan arah (line) diaphragm wall yang direncanakan, di bor lagi sedalam desain, dengan jarak as lebih kecil dari 2x diameter lubang, kemudian di cor semen bentonite . Begitu seterusnya hingga seluruh line diaphragm wall dicapai. Tiang Bentonite Tepat di tengah-tengah antara tiang- tiang semen bentonite yang telah selesai di cor (setelah 3 hari), dilakukan pengeboran tanah dengan diameter dan kedalaman yang sama. Karena jarak tepi tiang lebih kecil dari diameter, maka selama proses pengeboran tiang-tiang lama akan tergerus. Kemudian dilakukan pe...

Penetapan Agregat dan Kebutuhan Air pada Beton

1. Penetapan Besar Butir Maksimum Agregat pada perencanaan Beton Penetapan besar butir agregat maksimum pada beton normal memiliki 3 pilihan, yaitu 40 mm, 20 mm, atau 10 mm. Penetapan besar butir agregat maksimum dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan berikut: Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 3/4 kali jarak bersih antar baja tulangan, atau antar berkas baja tulangan, atau antar tendon pra-tegang, atau selongsong. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/3 kali tebal plat. Ukuran maksimum butir agregat tidak boleh lebih besar dari 1/5 kali jarak terkecil antara bidang samping cetakan. 2. Perkiraan Kebutuhan Air pada perencanaan Beton Jumlah air yang diperlukan per m3 beton, diperkirakan berdasarkan ukuran maksimum agregat , jenis agregat , dan slump yang diinginkan. (Lihat tabel). Besar Ukuran max. Agregat (mm)    Jenis Agregat    Kebutuhan air per m3 beton (liter)    slump (mm) 0-10 10 - 30 30 - 60 60 - ...