Langsung ke konten utama

Management Alat Berat

alat berat
Berikut ini ringkasan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam management alat berat dalam pekerjaan teknik sipil .

1. PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Peninjauan Lokasi Proyek

  1. Ploting data dan gambar rencana pada lokasi pekerjaan
  2. Survey dan pengukuran 
  3. Pengujian jenis material
  4. Survey dan pengujian kondisi infra struktur (Acces Road)
  5. Survey kondisi sosial masyarakat

B. Alokasi Pekerjaan

  1. Inventarisasi jenis pekerjaan yang menggunakan alat berat.
  2. Perhitungan volume bebagai jenis pekerjaan.
  3. Kondisi dan jumlah tenaga kerja
  4. Perijinan penggunaan infra struktur.
  5. Persiapan fasilitas penunjang operasional
  6. Perincian schedule
  7. Preventif penanggulangan masalah non teknis/ sosial
  8. Penyusunan RAP

2. PEMILIHAN DAN PENGADAAN ALAT BERAT

A. Pemilihan Alat Berat

  1. Didasarkan pada pertimbangan teknis dan ekonomis, yaitu bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan tidak menyimpang dari RAB.
  2. Didasarkan pada kejelasan tentang :
    • Jenis kegiatan (akan menentukan jenis alat berat dan perlengkapannya)
    • Jenis material (akan menentukan model/ type alat berat)
    • Jumlah dan ukuran alat berat, dengan mempertimbangkan : 
      1. Produksi alat berat yang menguntungkan sesuai dengan keadaan medan, jenis material, dan jarak pemindahan
      2. Harga satuan pekerjaan yang terkecil dari kombinasi alat berat.
      3. Jumlah alat berat yang paling minimum dan tepat dari kombinasi beberapa alat berat.
      4. Kombinasi dari alat berat yang sederhana.
    • Hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan : 
      1. Pemilihan dari alat berat yang telah dimiliki.
      2. Pemilihan dari alat berat yang ada di pasaran atau perlu pemesanan khusus.
      3. Tersedianya suku cadang dari alat berat yang telah dipilih.

B. Pengadaan ALat Berat

  1. Asal Alat Berat
    • Pemindahan dari lokasi/ proyek lain.
    • Peminjaman sementara dari lokasi/ proyek lain.
    • Sewa.
    • Beli baru/ bekas, modifikasi.
  2. Sumber Biaya (khusus pengadaan alat berat)
    • Biaya sendiri
    • Biaya dari pinjaman luar(Bank/ luar negeri)
    • Biaya-biaya lain/ pendukung.

3. CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN  ALAT BERAT

  1. Owner :
    • Dikerjakan sendiri (swakelola).
    • Dikerjakan Kontraktor (pihak ke II)
  2. Kontraktor :
    • Dikerjakan sendiri (swakelola).
    • Dikerjakan Sub Kontraktor (pihak ke III)
  3. Personil pelaksanaan pekerjaan div. alat berat
    • Dipimpin oleh seorang manager bagian alat berat
    • Membawahi supervisor pengendalian pekerjaan konstruksi sipil
      1. Pengawasan pekerjaan sipil
      2. Pengawasan pengoperasian alat berat, dengan target: terpenuhi secara kwalitas, kwantitas (volume), dan sesuai schedule.
    • Membawahi supervisor pengendalian unit mekanik 
      1. Pengendalian operasional alat berat
      2. Pengendalian pemeliharaan alat berat
      3. Pengendalian administrasi alat berat 

4. ANALISA RAB 

  1. Volume Pekerjaan (dihitung).
  2. Kapasitas Produksi Alat Berat (dihitung).
  3. Harga Satuan Pekerjaan (HSP).
    • Biaya produksi satu unit alat berat. (Biaya Langsung, Biaya tak Langsung dan Keuntungan dan Pajak ).
    • Kapasitas Produksi Alat Berat (sudah dihitung) 

HSP = Biaya Produksi : Kapasitas Produksi

RAB = HSP x Volume

    Komentar

    Postingan populer dari blog ini

    Metode Cut Off dengan Slurry Trenches

    Dewatering dengan metode Cut Off bisa juga menggunakan Slurry Trenches , Slurry Trenches ini sering digunakan untuk : Untuk Construction Dewatering   Untuk Penjagaan polusi terhadap air tanah   Untuk Pengendalian seepage pada dam/tanggul Metode pelaksanaan Slurry Trenches adalah sebagai berikut: Parit digali sesuai lebar dan kedalaman desain dengan menggunakan backhoes, clamp shell atau dragline. Kedalaman galian harus dapat diyakinkan bahwa sudah memotong atau mencapai lapisan kedap air. Bila perlu pada proses penggalian menggunakan bentonite untuk menjaga keruntuhan tanah galian dan sambil membentuk lapisan dinding yang dapat membantu menahan air. Tanah bekas galian yang sudah dibersihkan dari akar-akar dan lain-lain, dicampur dengan slurry  pada permukaan sepanjang parit menggunakan bulldozer atau loader. Material yang ideal dalam hal ini adalah silty sand. Penimbunan kembali lubang parit dengan material yang sudah dicampur slurry tersebut, dilakukan dalam dua tah...

    Sifat-Sifat Mekanis Bahan

    Baja Profil WF Berikut ini beberapa sifat mekanis yang dapat menjelaskan bagaimana bahan merespon beban yang bekerja dan deformasi yang terjadi. Sifat-sifat tersebut adalah: 1. Stiffness (kekakuan)  Sifat bahan yang mampu renggang pada tegangan tinggi tanpa diikuti regangan yang besar. Ini merupakan ketahanan terhadap deformasi. Kekakuan bahan merupakan fungsi dari Modulus elastisitas E. Sebuah material yang mempunyai nilai E tinggi seperti baja, E = 207.000 Mpa, akan berdeformasi lebih kecil terhadap beban (sehingga kekuatannya lebih tinggi) daripada material dengan nilai E lebih rendah, misalnya kayu dengan E = 7000 Mpa atau kurang. 2. Strength (kekuatan) Sifat bahan yang ditentukan oleh tegangan paling besar material mampu renggang sebelum rusak (failure). Ini dapat didefinisikan oleh batas proposional, titik mulur atau tegangan maksimum. Tidak ada satu nilai yang cukup bisa untuk mendefinisikan kekuatan, karena perilaku bahan berbeda terhadap beban dan sifat pembebanan. 3....