Langsung ke konten utama

CARA MENGHITUNG KAPASITAS RESERVOAR

berasal dari bahasa Perancis (reservoa:) yang berarti tempat penampungan (persediaan) air. Istilah ini tentunya sangat akrab di PDAM, baik itu ground reservoar (di tanah) atau elevated reservoar (menara). Kegunaan reservoar adalah untuk menampung air pada saat pemakaian di bawah rata-rata dari debit yang dialirkan IPA dan pada saat jam-jam puncak air yang telah tertampung tadi akan dialirkan ke pelanggan. 

Perlukah ukuran Reservoar? Sadar atau tidak sadar seringkali kita melupakan betapa pentingnya ukuran Reservoar. Ketika pelanggan berteriak ”kami tidak kebagian air”, dengan mudahnya kita menyebutkan ”tambah pompa atau naikkan pompa !” untuk menambah pompa distribusi atau ”operasikan pompa intake lebih lama lagi !” Padahal ketika kedua solusi di atas telah dilakukan kemudian kita bingung lagi, ”lha kok air di reservoar habis ya??”. Sementara kemampuan IPA cukup.  ”Tanya kenapa ??”


Ada beberapa kemungkinan penyebabnya (di luar pipa bocor atau sambung liar). Jika kapasitas (ukuran) reservoar tidak tepat atau jika pada suatu waktu tertentu pelanggan menggunakan air dengan volume yang sangat berlebihan (di luar kebiasaan) atau jika jumlah pelanggan melebihi kemampuan reservoar, maka air di dalam reservoar akan habis. Untuk faktor penyebab yang terakhir sebaiknya menjadi fokus perhatian agar tidak menambah jumlah pelanggan jika kapasitas reservoar tidak mampu.

Jadi volume reservoar ternyata ikut mendukung efektifitas kapasitas IPA. Percuma kita punya kapasitas IPA yang besar kalo ternyata kapasitas reservoarnya tidak mampu.
Yang menggelikan orang-orang berpikir keras mencari-cari penyebab masalah kekurangan air. Sering kali hilang air karena pipa bocor dijadikan ‘terdakwa’.

Nah, dari mana sih dapat angka ukuran reservoar yang jadi dasar pendistribusian air? Ternyata awalnya dari grafik fluktuasi pemakaian air per hari yang mungkin sering kita lupakan. Perilaku pemakaian air masyarakat ikut menentukan kapasitas reservoar.

Volume defisit    = ∑ (f defisit   – 1 ) x Q rata-rata
Volume surplus = ∑ (f surplus – 1 ) x Q rata-rata

Volume surplus dan defisit dalam m3 sedangkan Q rata-rata dalam m3/jam.
Volume surplus adalah volume pada saat jam di bawah rata-rata, sedangkan 
volume defisit adalah volume pada saat jam puncak.

Dari hasil perhitungan volume defisit = volume surplus. Volume defisit atau surplus inilah yang merupakan volume reservoar untuk melayani kebutuhan pelanggan jumlah tertentu.

Dari perilaku pemakaian air yang bervariatif dari hari-ke hari untuk mudahnya kontraktor/konsultan sering kali menggunakan rumus:

Volume Reservoar : Volume kebutuhan per hari = 25-30 %

Atau dengan kata lain volume reservoar adalah 25-30% dari kebutuhan total harian.





Oleh Sahat P Siagian, ST



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satria Baja Ringan

Hari ini aku lagi banyak kerjaan yang berhubungan ama baja ringan nich, “””” -)? Jadi bingung pingin ngapain??? Klo gitu mari posting tulisan tentang baja ringan aja, OK…. Ehm.. ehm.. mmmmm… Jieeeee….. Sebenernya apa sih baja ringan itu ? Baja ringan adalah komponen struktur yang terbuat dari alloy dari beberapa unsur metal dan memiliki berat yang relatif ringan bila dibandingkan dengan baja konvensional. Maka disebutlah sebagai baja ringan . Meskipun ringan tapi kuat Choi.. lihat saja tongkrongannya yang dibanderol dengan Fy = 550 Mpa & Modulus geser : 80.000 Mpa lumayan mumpuni jika dibandingkan dengan baja konvensional yang me miliki Fy antara 250 Mpa – 400 Mpa. Baja ringan di Indonesia yang aku kenal saat ini ada beberapa macam, yang akan aku bagi jadi 2 kategori yaitu dari bahan pembentuk dan profil section nya: I. Bahan Pembentuk : 1. Zincalum : Plat baja yang dilapisi alloy antara Zinc 43.5% (“kaya’ shampoo anti k...

Metode Cut Off dengan Slurry Trenches

Dewatering dengan metode Cut Off bisa juga menggunakan Slurry Trenches , Slurry Trenches ini sering digunakan untuk : Untuk Construction Dewatering   Untuk Penjagaan polusi terhadap air tanah   Untuk Pengendalian seepage pada dam/tanggul Metode pelaksanaan Slurry Trenches adalah sebagai berikut: Parit digali sesuai lebar dan kedalaman desain dengan menggunakan backhoes, clamp shell atau dragline. Kedalaman galian harus dapat diyakinkan bahwa sudah memotong atau mencapai lapisan kedap air. Bila perlu pada proses penggalian menggunakan bentonite untuk menjaga keruntuhan tanah galian dan sambil membentuk lapisan dinding yang dapat membantu menahan air. Tanah bekas galian yang sudah dibersihkan dari akar-akar dan lain-lain, dicampur dengan slurry  pada permukaan sepanjang parit menggunakan bulldozer atau loader. Material yang ideal dalam hal ini adalah silty sand. Penimbunan kembali lubang parit dengan material yang sudah dicampur slurry tersebut, dilakukan dalam dua tah...